1⃣ Bahagia saat menyambut hadirnya bulan Ramadhan
Sesuatu yang dinanti-nanti pasti akan memberikan kebahagiaan, sebagaimana sesuatu yang akan memberikan kebahagiaan pasti senantiasa dinantikan kehadirannya. Seorang suami istri misalnya, yang telah lama menikah dan belum dikaruniai anak, lalu berkeinginan mempunyai anak, pasti selalu menantikan hadirnya sang buah hati, lalu setelah hadir di tengah-tengah mereka pasti keduanya merasa bahagia tiada terkira. Namun jika anak yang akan memberikan kebahagiaan itu belum hadir, maka mereka akan selalu dan terus menantinya, sambil berharap hadirnya si buah hati di tengah mereka.
Begitu pula dengan bulan Ramadhan, bulan yang selalu dinanti-nanti oleh setiap hamba kehadirannya, karena ada kebahagiaan yang terdapat di dalamnya saat hadir di tengah-tengah mereka. Dan karena di dalamnya terdapat nilai yang akan memberikan kebahagiaan dan ketenteraman maka ia akan senantiasa dinanti-nantikan sepanjang tahunnya.
2⃣ Bahagia Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan
“Ada anak bertanya pada bapaknya;
Buat apa berlapar-lapar puasa?
Ada anak bertanya pada bapaknya??
Tadarus tarawih apalah gunanya?
Lapar mengajarmu rendah hati selalu,
Tadarus artinya memahami kitab suci,
Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi”.
Itulah penggalan lirik lagu Islami tentang Ramadhan yang dikarang dan dinyanyikan oleh group Bimbo, yang mana dari isi lirik tersebut mengajak umat Islam memahami makna dan esensi dari ibadah puasa, bahwa puasa mengajarkan seseorang untuk rendah hati selalu. Bahwa puasa merupakan kebutuhan bukan sekedar kewajiban dan taklif ilahi belaka, puasa merupakan pendidikan bukan beban belaka, puasa merupakan tuntunan menuju perbaikan diri bukan sekedar tuntutan samawi belaka.
5⃣ Bahagia saat makan sahur di bulan Ramadhan
Sahur bukanlah pengganti makan malam hari, dan bukan pula bagian dari sarapan pagi, namun sahur merupakan waktu yang penuh berkah dan maghfirah, ia merupakan waktu dan saat-saat doa diijabah oleh Allah SWT. karena itu bagi setiap muslim hendaknya mengisi waktu-waktu tersebut dengan kebaikan dan doa, shalat dan permohonan. sebagaimana ciri orang-orang yang bertaqwa adalah yang senantiasa pada saat sahur beristghfar (mohon ampun) kepada Allah SWT.
6⃣ Bahagia saat tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Karena pada bulan inilah Al-Qur’an pertama kali diturunkan dari lauhul mahfuz ke langit dunia secara sekaligus, lalu dari langit dunia di turunkan ke bumi secara berangsur-angsur dan diterima oleh nabi Muhammad saw. Allah berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (Al-Baqarah: 185)
Bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kemuliaan dan kekuatan bagi umat Islam. Melalui Al-Qur’anlah manusia mendapatkan kemuliaannya dan menemukan kebahagiaannya,baik di dunia maupun di akhirat.
4⃣ Bahagia saat mengikuti shalat tarawih di bulan Ramadhan
Salah satu kebahagiaan yang tidak terkira pada bulan ramadhan adalah tersedianya peluang untuk melakukan ibadah sebanyak-banyaknya, selain ibadah wajib yang memang Allah telah sediakan pahala berlipat ganda berupa 70 kali lipat, begitu pula amal ibadah sunnah yang pahalanya seperti melakukan amal ibadah wajib. Dan diantara sunnah yang dianjurkan untuk diamalkan pada bulan Ramadhan dan tidak ada pada bulan lainnya adalah shalat sunnah tarawih atau qiyam lain. Pada malam hari umat Islam disunnahkan untuk pergi menuju masjid, mushalla dan tempat ibadah guna menunaikan ibadah ini. Dan Rasulullah sendiri memberikan kepada umat Islam janji yang begitu besar bagi siapa yang menaunaikan ibadah ini dengan baik dan benar. Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ عَلَيْكُمْ وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan kepada kalian, dan aku mensyariatkan kepada kalian agar mendirikan qiyam pada malam harinya (dengan shalat tarawih). Maka Barangsiapa yang berpuasa dan mendirikan qiyam pada malam harinya karena iman dan mengharap ridha Allah SWT niscaya keluar segala dosa-dosanya seakan ia baru dilahirkan dari rahim ibunya”. (Nasai, Ibnu Majah dan Musnad imam Ahmad).
4⃣ Bahagia saat berbuka puasa di bulan Ramadhan
Waktu berbuka adalah saat yang penuh bahagia, waktu yang selalu dinanti-nanti oleh orang yang sedang menjalankan ibadah puasa, terutama pada detik-detik menjelang berbuka, menjelang beduk berbunyi, rasanya sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata. Perasaan gembira dan bahagia memenuhi seluruh rongga, jiwa dan raga, dan ketika waktu berbuka tiba, semakin terasa kegembiraan dan kebahagiaan yang meliputi setiap jiwa. Perasaan itu pula yang digambarkan oleh Rasulullah saw bahwa orang yang berpuasa akan mendapat dua kebahagiaan, seperti sabdanya:
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
“Orang yang berpuasa itu akan mendapat dua kegembiraan. Yang pertama gembira ketika berbuka, dan yang kedua gembira ketika berjumpa dengan Tuhannya di kemudian hari nanti.” (Bukhari dan Muslim).
7⃣ Bahagia Saat Mengikuti Ta’lim di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan memang berbeda dengan bulan lainnya, di dalamnya begitu banyak aktivitas dan kegiatan, dan sudah menjadi lumrah pada umat Islam di seluruh dunia, bahwa semarak menghidupkan bulan Ramadhan begitu besar dan antusiasme di tubuh umat Islam begitu besar; selain dari shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an; juga banyak diadakan kajian dan ta’lim; bahkan seakan ingin memanfaatkan waktu sebaik-baiknya di berbagai tempat dan kalangan semarak menghidupkan bulan Ramadhan dengan ta’lim sangat besar, di masjid, di mushalla, di perkantoran, di tengah lingkungan masyarakat, di perkumpulan organisasi, LSM, persatuan dan lain-lainnya dan bahkan merambah hingga ke media elektronik dan cetak, dan waktu mengadakan ta’limnya pun berbeda-beda, ada ta’lim ba’da subuh (dengan beragam materi dan kajian seperti yang banyak diadakan di berbagai masjid dan mushalla), ada ta’lim waktu Dhuha, waktu menjelang Zhuhur, ba’da Zhuhur, ba’da ashar, menjelang ifthar (berbuka), ta’lim bada isya (sebelum shalat tarawih), atau setelah tarawih dan bahkan ada juga yang mengadakan ta’lim menjelang istirahat malam. Seakan umat Islam sepakat bahwa waktu-waktu dalam bulan Ramadhan begitu berharga sehingga sayang untuk dilewatkan dan berinisiatif untuk mengisinya dengan ta’lim dalam rangka memperluas wawasan dan mengisi akal dengan ilmu yang bermanfaat.
Lengkap sudah kenikmatan dan kebahagiaan yang diraih oleh setiap muslim pada bulan Ramadhan, ruhaniyahnya terisi dengan puasa dan tilawah, sementara fikriyahnya juga terisi dengan ilmu dan pengetahuan.
8⃣ Bahagia Saat Bekerja Mencari Nafkah di Bulan Ramadhan
Hari-hari pada bulan Ramadhan adalah rentang waktu berlipat pahala yang tidak ada batasnya. Jam demi jamnya adalah rangkuman kasih sayang Allah kepada hamba-hambanya. Menit demi menit adalah hembusan angin surga yang menyejukkan. Detik demi detiknya adalah kesempatan yang tidak ternilai dalam bentangan umur manusia.
Banyak di antara umat Islam yang tetap memiliki rutinitas mencari nafkah, belajar dan bekerja pada bulan Ramadhan. Bahkan tidak jarang di antara mereka memiliki semangat kerja yang membara pada bulan Ramadhan.
Memang pada hakikatnya bulan Ramadhan yang di dalamnya terdapat kewajiban puasa, bukan berarti membuat umat Islam menjadi lemah dan lesu dalam bekerja, bahkan bermalas-malasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Namun sejatinya, pada saat bulan Ramadhan tiba umat Islam diarahkan untuk meningkatkan amal ibadah dan taqarrub kepada Allah, dan mencari nafkah juga bagian dari ibadah serta sarana bertaqarrub kepada Allah.
9⃣ Bahagia Saat Bersedekah di Bulan Ramadhan
Allah SWT berfirman:
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Al lah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (Al-Baqarah:245)
Rasulullah Saw. bersabda:
“Dari Anas berkata: Nabi saw ditanya puasa apakah yang paling utama setelah Ramadhan? beliau bersabda: Puasa Sya’ban untuk mengagungkan bulan Ramadhan. dikatakan: Sedekah apakah yang paling utama? beliau bersabda: sedekah pada bulan Ramadhan” (Tirmidzi).
Hadits ini menunjukkan keutamaan sedekah di bulan Ramadhan. Sedangkan yang dimaksud dengan sedekah pada hadits di atas bisa beragam; sedekah dalam artian zakat yang merupakan kewajiban setiap muslim yang memiliki harta berlebih dan telah mencapai haul serta nishabnya; atau juga sedekah yang berarti infak dalam bentuk harta namun sifatnya sunnah; dan dapat juga diartikan dengan sedekah sunnah namun bentuknya lebih umum, tidak hanya bersifat materi namun juga perkataan, perbuatan, gerak, dan lain sebagainya. Dan termasuk di dalamnya adalah memberi makan (ifthar) atau sahur kepada orang yang berpuasa. Seperti yang termaktub dalam hadits, bahwa Nabi saw bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barang siapa memberi buka puasa pada orang yang berpuasa maka baginya semisal pahala mereka tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala mereka.” (At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Darimi).
Demikianlah sekelumit kebahagiaan-kebahagiaan yang akan dirasakan di bulan Ramadhan..dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu di sini.
Setiap detik di Bulan Ramadhan adalah kebahagiaan bagi hamba-Nya yang bertaqwa.
Semoga kita semua selalu menjadi hamba yang berbahagia dan bersyukur dalam segala keadaan.
1⃣0⃣ Bahagia memasuki dan saat melewati sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
Nabi saw bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Gapailah lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan” (Bukhari)
Dari Aisyah ra berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Adalah Rasulullah saw apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. “ (Bukhari dan Muslim).
Saat sepuluh malam terakhir merupakan malam-macam puncak Ramadhan, pada malam-malam dan hari-hari tersebut merupakan waktu yang tiada terbilang limpahan rahmat dan karunia yang disediakan oleh Allah SWT. Oleh karena itulah Rasulullah saw tidak mau ketinggalan memanfaatkan malam-malamnya dengan mengencangkan ikat pinggangnya dengan menjauhi istri-istrinya untuk mengisinya dengan ibadah.
Bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat yang indah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, saat-saat indah untuk beribadah dan memohon ampun kepadanya, meraih berkah dan pahala, serta memohon agar dimasukkan ke dalam golongan hamba yang terbebas dari api neraka, sebagaimana pada malam-malam ini merupakan saat-saat yang paling bahagia untuk meraih rahmat, ampunan dan itqun minannar. Saat-saat bahagia untuk memperlihatkan jati diri kita dihadapan Allah sebagai hamba-Nya yang patuh dan tunduk dalam segala sisi kehidupan. Saat-saat bahagia menunjukkan kebaikan yang kita miliki dihadapan sang Maha Pencipta dan Maha Kasih. Saat-saat bahagia menjadikan diri sangat dekat dengan Allah dan butuh akan ampunan-Nya dan kasih sayang-Nya.
Bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dirindukan dan dinanti-nantikan orang-orang beriman karena kemuliaan dan keagungan yang terdapat di dalamnya. Salah satunya adalah Lailatul Qadar.
Kalau boleh dikatakan kebahagiaan kita sejak awal mengikuti ibadah dan amaliyah bulan Ramadhan belumlah lengkap jika tidak berada pada malam-malam sepuluh hari terakhir ini. Inilah hari-hari yang menjadi ujian bagi umat yang merindukan kebahagiaan hakiki.
Wallahu A'lam Bishawab

EmoticonEmoticon